Pertanyaan mengapa kita mengalami respons estetika yang kuat terhadap karya seni telah lama menjadi fokus sejarawan seni, filsuf, psikolog, ahli saraf, dan lainnya. Disiplin-disiplin ini sering bekerja dalam isolasi, tetapi mengintegrasikan pengetahuan mereka dapat menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kita mengalami seni. Kita dapat melakukan ini dengan berfokus pada fitur tertentu dari pengalaman estetika.
Definisi seni itu sendiri kompleks. Ada banyak jenis, bentuk, dan akar sejarah dan budaya. Secara umum, sebuah karya seni dapat mewakili suatu budaya, atau mungkin merupakan cerminan dari penciptanya. Namun, sebuah lukisan, misalnya, mungkin merupakan karya seni murni karena keindahannya.
Seni juga merupakan cara yang ampuh untuk mendidik orang tentang hampir semua mata pelajaran. Meskipun tidak dapat memecahkan masalah kemiskinan dan mempromosikan keadilan sosial, ia membantu menyamakan kedudukan dalam perdebatan. Karena setiap orang memiliki pengalaman dan emosi yang berbeda, setiap orang dapat berhubungan dengan seni dan belajar untuk menghargainya. Oleh karena itu, apresiasi budaya perlu ditumbuhkan.
Seni yang hebat tidak hanya menghibur, tetapi juga mengubah hidup kita. Beberapa karya paling terkenal telah menimbulkan reaksi keras. Seniman jalanan terkenal Italia Blu, misalnya, membuat mural kontroversial di distrik Kreuzberg Berlin. Mural yang menggambarkan pasangan bertopeng yang mencoba saling menodai, memicu respons yang kuat di antara penduduk setempat.
Lukisan sering diklasifikasikan menurut materi pelajaran, gaya, dan genre. Subyek lukisan biasanya jatuh ke dalam salah satu dari tiga kategori: masih hidup, lanskap, atau pemandangan laut. Gayanya beragam, dari klasik hingga modern. Patung, di sisi lain, adalah tiga dimensi, dan dapat menggunakan logam atau tanah liat. Pematung klasik terkenal sering menggunakan marmer dan perunggu.
Lukisan adalah salah satu bentuk seni tertua dan dapat ditelusuri kembali selama puluhan ribu tahun. Beberapa di antaranya masih terlihat di gua-gua di seluruh dunia, dan beberapa bahkan merupakan situs warisan dunia. Selain lukisan gua, ada situs suci kuno yang dilukis oleh pemiliknya. Mereka menggambarkan berbagai topik dan peristiwa.
Beberapa karya seni paling terkenal memiliki subyek kontroversial. Beberapa seni dimaksudkan untuk mengejutkan orang. Misalnya, Tahanan Michelangelo, yang awalnya dimaksudkan untuk makam Paus, tidak pernah selesai. Karya-karya ini sering menggambarkan ketelanjangan sebagai subjek. Salah satu karya tersebut, The Salon des Refuses, kontroversial ketika pertama kali dipamerkan. Penggambarannya tentang seorang wanita telanjang di lingkungan modern dianggap mengejutkan dan kontroversial.
Sampai awal Renaisans, semua seniman dianggap sebagai pedagang. Raphael dan Donatello, serta Michelangelo, dianggap sebagai pemotong batu yang terampil dan pekerja logam perunggu. Namun, Leonardo da Vinci ingin meningkatkan status seniman menjadi profesi dan memulai Akademi Seni pertama di Florence. Akademi ini didirikan pada tahun 1561 dan melatih seniman menggambar (disegno).